Minggu, 04 Juli 2010

I'm ok


Seseorang datang mengetuk pintu hatiku, menyapa ramah tanpa acuh. Pintu itu terbuka begitu saja, sulit untuk menutupnya meskipun tamu itu sangat asing bagi sang hati. Meronakan pipi ini berkali-kali, mendenyutkan jantung ini bertubi-tubi, memaksakan senyuman terekah di mulut ini, sebuah rasa yang kusukai, dan melelahkan hati ini dengan semua paksaan itu, paksaan yang kunikmati. Menurutku serangan ini tidak apa-apa , aku baik-baik saja.

Dan datang dimana hati begitu hancur dibuatnya. Sifat buruk orang itu muncul, keluar sangat dahsyat, menggemparkan seluruh paksaan yang kunikmati sebelumnya. Semua yang dulu kupuja-puja, yang dulu tidak masalah, kini menjadi musibah.

Ketika kau menghianati semua kepercayaanku, kau memberikan sebuah alasan untuk dapat kuterima. kau serang aku dengan semua rayuan janjimu, menghabiskan semua kekesalanku. Aku harap kau bisa berhasil. Karena kepercayaanku padamu masih tersimpan di dalam sana, jauh di dalam hati ini. Aku tak tahu apakah dia akan bermunculan lagi atau akan tertimbun hingga menjadi cercahan debu tak berguna. Dan aku senang, kau berhasil sedikit demi sedikit menggalinya.

Sebelum aku dapat memaafkanmu, benar-benar memaafkanmu, kau memulai penghianatanmu kembali. Lagi-lagi mengurangi kepercayaanku padamu, membuat semua ini menjadi sendu. Kembalilah, kembalilah seperti dulu. Entah apa kau menyadari ini, bahawa aku benar-benar berharap. Walau rasa ini kurang kusukai, sakit, tapi rasa sakit ini membuatku lebih kuat. Percayalah, aku baik-baik saja.

Kau memberanikan diri, menemuiku, kembali. Tapi aku sudah terlanjur sakit, meskipun rasa sakit ini sedikit demi sedikit kunikmati. Kau selalu berhasil membuat hati ini runtuh, jatuh dalam rayuanmu. Tidak untuk ketiga kalinya, tapi kau bisa membuatku menerima pertemanan denganmu, meskipun bukan itu yang kuinginkan. Hanya teman, artinya kau masih bisa menyakitiku, hati ini sudah banyak balutan kesabaranku untuk menutupi luka-lukanya, luka-luka yang kau buat. Tapi tenanglah, aku baik-baik saja.

Aku tidak membencimu, tapi aku bingung dengan jalan pikiranmu. Kita teman, tapi seolah-olah kau membuatku kembali berharap. Sapaanmu, senyumanmu, tawamu, perhatianmu, rayuanmu, semua itu membuatku mabuk. Kau melakukan itu semua dengan cara yang tidak dilakukan oleh teman biasa. Ada rasa yang ingin kembali kurasakan, tapi tidak akan kembali kurasakan, kau sudah jauh melampaui batas.

Dan hari ini, dimana aku akan pergi, pindah dari dunia ini. Semuanya menangis, mengeluarkan bulir-bulir murni dari hati, membuatku merasakan suatu rasa yang sangat menyentuh. Aku masih melihatmu, kau menangis lebih dari siapa pun, aku tidak tahu seberapa murni air mata itu. Hingga saat ini, ketika aku telah berbeda dunia denganmu, aku masih tidak mengerti dengan jalan pikiranmu. Ketika aku tiada seakan-akan kau sangat kehilang, lebih kehilangan dari orang-orang yang mengeluarkan bulir-bulir lainnya. Kau membuatku kecewa, kecewa dengan kematianku yang terlalu cepat.

Tapi kau pasti senang, bahwa aku di sini baik-baik saja.

2 komentar:

uud mengatakan...

bagus :)

IYO mengatakan...

haha makasih :O