Sabtu, 13 September 2014

you just have one life, girl


Beberapa hari ini telah terjadi serangkaian kejadian. seminggu lebih 2 atau 3 hari yang lalu tanteku pingsan usai berenang. dilarikan ke rumah sakit, tensinya sudah sampai 200. beliau koma 7 hari, dan hari yang ditakutkan kami sekeluargapun akhirnya datang.

ketika rabu malam, badanku mulai terasa tidak nyaman, kepala berat, badan hangat, dan mataku sakit. aku memutuskan untuk istirahat malam itu, tidak memikirkan kuliah, apalagi tugas. Hingga subuh datang, yang biasanya aku sudah siap-siap berangkat bersama supir mengendarai mobil, ketika itu sudah kusampaikan padanya bahwa aku hari ini tidak masuk kuliah.

Aku bertanya dalam hati, kenapa ya? makanku teratur, akhir-akhir ini olahraga, emang sih makannya masih suka jajan-jajan, tapi biasanya dari dulu nggak sakit, begadang? sekarang jarang begadang nggak seganas dulu, belajarnya juga sekarang lebih santai. kenapa ya?

Pertanyaanku terjawab ketika matahari sudah tepat berada di atas, mama menerima telepon dari ayah. Saat itu tak kuhiraukan percakapan apa yang sedang berlangsung, tapi yang membuatku penasaran adalah ketika raut wajah mama berubah menjadi panik. Dengan wajah yang sedikit sedih itu mama bergumam, "Neng, Aja, ayo siap-siap kita pergi, tante Ani udah nggak ada." Aku yang tadinya sedang asyik menonton tv sambil berbaring menahan sakit, kumatikan tv itu.

Singkat cerita, mama dan adik-adikku pun dengan kakak perempuanku berangkat menggunakan mobil yang biasa kupakai pergi kuliah, sedangkan kakak-kakakku yang lainnya beserta keluarga-keluarga kecilnya menggunakan mobil yang satunya lg. Allah sudah mengkondisikan segala sesuatu, dan akhirnya aku percaya itu. Tapi aku sedikit kecewa, dengan kondisiku yang lemah, aku tidak bisa melihat wajah terakhir tante. Padahal, cuma beliau yang rajin datang sendiri ke rumah kami.

Aku merasa kasihan dengan suaminya, tanpa karunia anak, dan ditinggal istri tercintanya, hidup begitu sepi rasanya jika aku jadi beliau.

Ayah, sebelumnya sempat bermusuhan dengan tante, tidak pernah mau bertemu dengannya, namun ketika tante koma, ayah selalu datang ke rumah sakit untuk menjenguknya, mendoakannya, memberi sentuhan pengobatan seperti biasanya beliau lakukan ketika ada yang sakit, dan itu seringkali ampuh. Namun untuk saat ini, takdir tidak bisa diganggu-gugat.

Lagi-lagi aku percaya, Allah telah mengkondisikan tante koma sebelum dikembalikan atas dasar maksud tertentu. Allahu Akbar.

Aku pun percaya, Allah membuatku sakit saat ini agar aku sadar, sebelum aku kembali sakit atau bahkan kembali pada-Nya, selagi aku sehat, aku harus memanfaatkan waktuku sebaik-baiknya. Subahanallah..