Kamis, 23 Juni 2011

Hasil UAS?

Setelah membaca beberapa blog teman saya mengenai UAS kemarin, nilai saya memang menurun, 90 jadi 80, 90 jadi 77, dll. Tapi, seperti teman-teman saya bilang, kita masih bisa bersyukur, karena semua itu kita dapatkan tidak dari hasil mencontek.

Tapi, saya takut ada rasa kecurigaan di dalam diri seseorang, siapapun itu (teman atau guru) menganggap saya curang. Saya sadar saat itu saya hampir memberi bocoran thdp teman saya, setelah saya sadar, saya cepat-cepat mengehntikan kecurangan itu.

Ada lagi, setiap waktu ujian hampir mendekati usai, saya selalu mencoba selesai tepat waktu, jadi terkadang saya menjadi salah satu siswa yang terakhir mengumpulkan. Saat itu satu dari teman terdekat saya sering menghampiri saya jika dia selesai lebih dulu, lebih tepatnya hampir setiap usai ujian per mata pelajaran. Dia duduk di kursi di depan saya. Saya harap itu tidak menimbulkan kecurigaan terhadap guru pengawas, memang tidak dinasihati, tapi kecurigaan itu bisa berakibat fatal saya rasa. Sebab itu membuat sang guru mengecap saya sebagai pencontek. pernah suatu ketika 2 mata pelajaran diawasi oleh guru yang sama, dan saya sadar beliau mengamati saya dan teman saya itu, mengamati saya hingga saya berjalan mendekati beliau untuk mengumpulkan jawaban. Beliau orang yang baik, dan menurut saya beliau adalah salah satu guru yang bisa saya ajak bicara, di depan beliau saya bisa bertanya sebanyak-banyaknya, tidak seperti guru2 lain; canggung, tidak percaya diri, dll. Dan saya akan sangat malu jika beliau menilai saya sebagai pencontek.

Karena kejadian itu, itu membuat pikiran saya sangat kacau. Bisa saja saya mengusir teman saya dari kursi itu, tapi itu tidak mudah seperti kelihatannya. Dia orang yang lembut, terlalu lembut, sampai2 saya tidak enak membuatnya harus pergi.

Semoga saja tidak ada yang menilai saya sebagai pencontek. Kalau ada saya harus tahu orangnya, jadi bisa saya jelaskan kebenarannya.

Hanya Allah yang tahu

Rabu, 22 Juni 2011

Titik api yang akan terus abadi

Kau berdiri di tengah rintihan awan yang menangis begitu dalam
Kau jatuhkan air matamu yang tidak tampak di tengah hujan
Kau nyatakan harta terpendam di hatimu padaku
Kau pompa jantungku hingga berdentum begitu cepat
Tapi hanya berdentum
Tapi hanya terdengar
Tanpa memadamkan titik api yang menyala di dadaku
Tanpa ada rasa penyesalan yang terbawa olehku
Kau mencoba padamkan titik api itu dengan air mata itu
Kau gagal
Kau sia-sia
Kau tetap akan terbakar titik api itu di benakku

Kau yang berulah pertama kali
Kau yang harus membayarnya pertama kali
Teruslah menangis
Dengan itu tidak akan ada pengaruhnya
Semakin kau menangis, titik api itu akan semakin abadi
Abadi hingga kau benar-benar hilang dari indahnya kehidupan

Senin, 20 Juni 2011

penakluk keindahan

pada awalnya kurasa
dia akan menjadi kenangan seumur hidup
dia akan menjadi mimpi yang tak akan pernah bisa
tak akan pernah bisa
tidak akan pernah menjadi apa yang kuinginkan
pada awalnya kurasa
aku akan terus mengenangnya
aku akan terus memimpikannya
dan tak akan pernah
sedikitpun tidak akan pernah terwujud
pada awalnya kurasa
dia tidak merasakan apa yang kurasakan
dia tidak akan memimpikan apa yang aku impikan
tidak akan pernah bisa
sama sekali tidak akan pernah sama

tapi
waktuku untuk mengenang telah berjalan begitu lama
dan waktuku tersandung mulai tiba
sebutir batu harapan terlihat memesona
meskipun lagi-lagi tidak pasti
meskipun lagi-lagi keraguan menguasai
semuanya benar-benar tidak pasti
membuatku ingin terjatuh berkali-kali
hingga aku benar-benar mengerti
apa kebenaran yang terjadi
cukup
aku lelah
dengan ketidak pastian ini
meskipun aku suka dengan keraguan ini
tapi aku lelah dengan keraguan yang begitu rumit
lebih baik berhenti
ya, lebih baik kuhentikan saja semuanya

lagi-lagi tapi
aku tidak ingin melepaskan 'dia'
aku tidak ingin meninggalkan 'dia'
aku tidak ingin membuang 'dia'
hanya dia yang bisa menemaniku
dengan syarat-syaratku

aku hidup dengan 'ketidakbisaan'
ketidakbisaan yang tidak mustahil
prinsip ketidakbisaan telah tertanam begitu dalam
dan itu membuatku mudah terkuasai perasaan
perasaan yang tidak boleh dirasakan

tidak
dia itu jahat
dia itu tidak terduga
dia yang telah membuatku seperti ini
dia yang telah merubah ketidakbisaan
dia
dia itu penakluk segalanya yang indah

Jumat, 10 Juni 2011

Usai Peperangan

bertarung sekuat-kuatnya
pikiran melawan sebuah kertas
pensil dan penghapus adalah persenjataan kami
kepala-kepala kami tertunduk
mereka-reka setiap serangan
setiap kata-kata mereka adalah petunjuk
dan setiap petunjuk penyerangan memiliki 5 strategi
strategi a
strategi b
strategi c
strategi d
strategi e
tiap-tiap petunjuk hanya memerlukan 1 strategi yang tepat
pikiran pun akan merespon
baik itu respon cerdas maupun respon perkiraan
dan terkadang respon brutal dilakukan

Hari ini, peperangan berakhir
tapi belum mencapai kejayaan
masa kejayaan kami adalah ketika para laksamana mesin itu mencetuskan sebuah angka pertanda kejayaan kepada prajurit-prajuritnya.

Tapi, hari ini adalah hari dimana kami mendongakkan kepala-kepala kami
melihat keindahan dan kedamaian sementara
dimana kami bisa hidup untuk selain berperang

LIBUR TIBAAAA!!!!!!