Rabu, 21 Juli 2010

Pacaran

Pacaran hanya menciptakan rasa sakit.
Pacaran hanya menciptakan permasalahan.
Pacaran hanya awal dari memutuskan hubungan itu sendiri.

Bertemanlah dengan seharusnya.
Mungkin teman spesial, tapi tidak harus pacaran bukan?
Teman saja, dan selanjutnya menikah.
Justru pertemanan itu lebih seru dan menyenangkan dan masih punya etikat yang baik daripada berlanjut ke sebuah hubungan yang 'terkadang' malah membuat orang celaka.

Karena akan lebih menyakitnya ditinggalkan pacar dari pada teman.
benar begitu bukan?

Jangan ada yang tersinggung, ini hanya pendapat.
Tapi silahkan saja jika ada yang ingin membantah. Nanti akan saya pertanggung jawabkan kata-kata saya.

Selasa, 20 Juli 2010

Sesuatu


Berlarut-larut sudah kuditenggelamkan oleh rasa.
Sedih.
Ada sesuatu yang berputar di kepala
Sesuatu yang sedikit menyakitkan
Dan menyedihkan, tentunya.
Suara burung merdu yang hinggap di hati.
Kini telah mati, mati dimakan kesedihan.

Hey, kenapa kau tidak belajar dari kesalahanmu?
Entahlah, aku lebih sering membuat masalah ketimbang solusi

Kepedihan ini hanya aku yang akan merasakannya.
Sesuatu yang membuatku sendu, meremangkan kebahagiaanku.
Sesuatu yang membuatku hampa, menghilangkan semua pemikiran positifku.
Sesuatu yang membuatku jatuh, menghancurkan rasa percaya diriku.

Teman
Mungkin mereka tahu, tapi mereka tak tahu sejauh apa aku membenci sesuatu itu.
Terkadang aku dapat terhanyut kesedihan, menangis dibalik bantal.
Sering, ah tidak, sometimes.

Sungguh sulit mengutarakannya, lidah ini kelu.
Akan banyak yang melihatku aneh, jika kuberi tahu.
Bahkan dengan seorang sahabat, meskipun aku tidak tahu apa dia beranggapan aku Sahabatnya, meskipun aku tahu dia memiliki sahabat lain, yang mungkin lebih baik dan setia.

Dunia ini sungguh berat ya?
Sabar. yakin, yakin betul akan banyak yang mengucapkannya, jika kuucapkan apa sesuatu itu. Sadarkah kalian, aku terlalu banyak menggunakan huruf 's' di depan kalimat, itu membuatku kembali memikirkan sedih, dan sesuatu yang sejak tadi kukatakan. Itu berawalan 's' bukan?

lupakan.. ini hanya kerisihanku pada sesuatu itu.

Minggu, 18 Juli 2010

Strange Dream


kesunyian malam telah menyapa.
kelelahan muncul perlahan.
kepalaku lambat laun semakin pusing dan berat.

Dan akhirnya aku terlelap.

Mimpi.
Berada di sebuah istana, dengan langin yang kelabu.
Aku? aku terbang! ada sepasang sayap putih di punggungku.
Kepakannya sungguh indah.
Aku merasa sejuk di sini.

Aku melihat.
Seseorang yang kukenal, entah siapa tapi aku kenal.
Dia? dia juga terbang! ada sepasang sayap hitam di punggungnya.
Tidak indah dilihat.
Kurasa dia musuhku.

Dengan tiba2, aku seperti meresap kedalam sesuatu, memaksaku untuk memikirkan kenangan-kenangan indah dengan keluarga dan teman-temanku.
Ah, tidak.
Mereka hilang, memori tentang mereka hilang.

Dia? dia tersenyum, senyuman yang pahit.
Sepertinya dialah yang melakukannya.
Dan aku merasa kebencian telah tertanam di hati ini.
Dan sekejap dia mati karena serangan, entah itu kilat atau apa, yang keluar dari tanganku.

Aku terbangun. mimpi itu membuatku mengingatnya lebih spesifik. Ya, sepertinya aku mengenal orang itu. Temanku sendiri?

Kamis, 15 Juli 2010

Waiting

Aku menunggu.
Kau lama sekali.
Sedikit demi sedikit hatiku terkikis layaknya dedaunan kering yang jatuh disekelilingku.
Mataku mulai memerah, basah karena air mata.
Dada ini tertekan sedemikian rupa. Sesak.
Terus menunggu di bawah pohon yang semakin lama daunnya semakin botak, habis dimakan angin.
Tak terasa hari-hari yang kulewati hanya menunggumu.

Kembalilah.

Sesuatu yang kurindukan terngiang dikepala.
Menangis. Terus menangis.
Udara hari ini sejuk. Tapi hati ini panas.
Rinduku ini perlahan-lahan mengingatkan beberapa memori kenangan denganmu.
Aku tak pernah lupa. Hanya makan yang kulupakan.
Aku semakin kurus. Lihat, dulu kau memintaku untuk lebih kurus bukan?
Andai hari ini kau datang, melihat keadaanku sekarang.
Kau pasti senang aku masih sehat-sehat saja.

Datanglah.

Hari telah tua menunggu, sudah hari ke-20.
Dimana ketika seseorang menyadarkanku.
Menyadarkanku sesuatu yang menusuk, membuat busuk hari-hariku yang telah lalu.
Membuatku terdiam, dan setelahnya mengeluarkan semua air mata. Melemaskan semua otot-otot ini. Terhenyak ke tanah. Emosiku saat ini tidak karuan.
Sedih, marah, kecewa, menyesal.

Aku sungguh bodoh.
untuk apa aku menunggu orang yang sudah mati.

Uniqe

Cuma mo share doang apa yang saya temuin.. beberapa furniture yg unik, tapi kebanyakan kursi

ini ghost chair..


kalo ini Blight, jendela yang bisa jadi lampu..



trus ini kursi2 yg gw temuin..


mauuuuu >,<

Senin, 12 Juli 2010

Ospek

merasa direndahkan
meski kalian bilang ini tidak memalukan
meski kalian bilang ini bukan apa-apa
tapi kami merasa tersakiti
walaupun seribu maaf sudah kau katakan
tapi kelelahan, kebencian, sakit hati, telah merasuk ke otak kami hingga menjalar ke hati.
kata-kata kalian itu pedih. Meskipun kalian hanya ingin mendengar cara kami berargumentasi, tapi cara kalian sungguh salah. Cara kalian justru membuat kami diam seribu bahasa. Cara kalian berkata-kata sedikit memilukan, membuat kami takut melawan. Kami tahu, kami harus percaya diri, tapi sungguh disayangkan kalian terlalu percaya diri. Bukan seperti menuntun argumentasi kita, tapi mencari ribut. Dan kami lebih memilih diam ketimbang melawan. Kalian tahu? meskipun kami diam, tapi kami kuat. Diam adalah emas, itu kata rasulullah. Setidaknya kami tidak menangis, setidaknya kami tidak melawan dengan cara yang salah. Ketahuilah, banyak juga orang yang tidak pandai berkata-kata, kadang kala ada juga yang harus berfikir dan menyusun kata-kata itu, contohnya aku. Hey, kalian itu senior bukan? Apa kalian sungguh2 lebih profesional dari kami? apa kesalahan-kesalahan itu tidak pernah kalian lakukan? aku yakin tidak.

Jumat, 09 Juli 2010

My Sketch



hmm... sketsa pertama saya, matanya picek sebelah -..- sebenernya ada satu lagi, tapi belom dimasukin ke komputer, ditunggu komentarnya :D

Kamis, 08 Juli 2010

Kawan


Membenciku? kurasa kau hanya pemancing emosi. Kau mencoba mengolok-olok diriku menusuk hati hingga menembus tulang belakang. Kau kira aku sakit? tidak, justru karena kau aku menjadi kuat. Berhentilah melontarkan kata-kata sampahmu itu, kau sungguh munafik. Jika memang benar adanya kau membenciku, untuk apa kau mengejarku hanya berniat mengejekku?

Kau membuatku berada dalam keterpurukan untuk beberapa bulan ini. Ucapanmu membuatku muak, mengoyak-oyak hati ini yang semakin panas. Apa kau tidak menyadarinya? kau terlalu berlebihan menganggapku sebuah bahan tertawaan, tidak pantas untuk seseorang yang mengejar-ngejar diriku tanpa arti. Kau kira aku siapa? adikmu yang masih lugu dan akan menangis jika dibantai dengan kata-kata sialanmu itu? kau sungguh salah, kau justru membuat amarahku semakin berkobar layaknya api, melahap semua yang ada di dekatnya. Sini, sini kalau berani, kau hanya menang adu mulut saja bukan?


Lambat laun kau semakin reda, entah ada apa dengan dirimu saat ini. Tapi mukamu tetap mengesalkan, rasanya ingin mengenyahkahnya dari bumi. Mungkin kau sudah cukup puas memperolokku seperti itu. Baik, aku akan menjauh darimu sebisaku, hingga kau benar-benar reda.

Tak kubayangkan, hanya menjauh beberapa hari dia telah benar-benar reda, bagaikan bayi berada di pelukan ibunya. Hey, ada apa denganmu? ah tidak, bukankah seharusnya aku senang kau sudah tenang di hadapanku? Kurasa aku akan menikmati hari-hari tanpamu saat ini.


Terkejut. Ya, aku benar-benar terkejut, aku tidak menjauh darimu kali ini, tapi kau yang menjauh dariku. Apa benar yang kudengar saat ini? pergi? pergi kemana? kau tidak mengatakkan sedikitpun padaku, bahkan berpamitan. Baik, aku tahu ini wajar, wajar jika kau tidak memberi tahuku atau berpamitan, karena kau membenciku bukan?

Apa ini? Air? tetesan air di tanganku ini menandakan apa? Apa aku melakukan sesuatu yang bermakna? Mataku, mengeluarkan sesuatu? mengeluarkan air?

Tidak, tidak mungkin aku menangis karenanya. Tidak, di dalam otakku banyak berkerumunan kata 'tidak' ataupun 'tidak mungkin', hati ini sulit menerima kenyataan.
Tidak mungkin aku menyukai orang semacam sampah begitu. Ada apa dengan diriku?

Sepucuk surat. Membukanya dengan hati-hati dengan air yang masih berada di pelupukk mata.

------------------------------
Aku akan pergi lumayan lama
jangan merindukanku ya ^^


Love you
------------------------------

Mendadak terserang penyakit jantungan. Kata terakhirnya itu...

Ya, aku merindukan caramu mengolok-olokku setiap hari. Hatiku mungkin mulai terbuka.

Cepatlah pulang, ......... kawan.

Rabu, 07 Juli 2010

Samurai Warrior (ch.1)

ff lagi.. tapi ga ada kata2 koreanya, cuma ada tokoh dari korea doang...

----------------------------------------------------------------

Title: Samurai Warrior
Cast: Choi Jinli (sulli), Yura Ashida
Other cast: Saruwatari Ryouji
Genre: gatau..

----------------------------------------------------------------

“ayah, apa aku bisa jadi sepertimu?”


“ya, asalkan kau mau bersungguh-sungguh”

“apa aku bisa gunakan ini sesuka hatiku?”

“tidak, nak, kau harus gunakan ini untuk kebaikan”

“memangnya kenapa?”

“kau akan mendapatkan sesuatu yang lebih buruk dari hanya sekedar mati”
















“hai” seorang wanita berambut panjang terkuncir di atas leher dengan sebilah pedang samurai berkilau, “kukira kau tidak akan datang”

“tidak akan” pria berwajah blesteran jepang Amerika dengan rambut cepak berwarna hitam menggenggam pedang yang masih tersarung. Sebuah senyum terukir diwajahnya, “senang bertemu denganmu”

“kau siap?” ujar wanita itu dengan nada menantang. Menghapus senyumnya, pria itu mengeluarkan pedang hitam yang berkilau di balik sarung pedang yang menyelimuti “tidak usah banyak berbicara”
Mereka maju bersama, membenturkan kedua pedang mereka. Sang wanita menggerakkan pedangnya dengan gesit, tapi tidak begitu cepat untuk dapat melukai lawannya.

Dengan tangan yang kuat, pria itu menangkis dan melangkah mundur memberi kesempatan kepada lawannya mengurangi tenaga untuk beberapa saat.

Tampa ragu, wanita itu mengambil kesempatan yang diberikan untuk menyerangnya lebih banyak.
Dan ketika saatnya tiba, sang pria menyerangnya dibagian bawah yang terdapat sedikit celah untuknya, tapi tidak terlalu cepat bagi sang wanita, ia berhasil melompat kebelakang.

Kini posisi berbalik, pria rambut hitam itu menyerangnya bertubi-tubi tanpa memberi kesempatan lawannya untuk menyerang. Wanita itu terus saja menahan semua serangan itu.

Sang wanita melompat tinggi melewati lawannya hingga ia mendarat di belakang pria itu, menyerang punggungnya. Tanpa perlu melihat, pria itu menangkisnya dengan cepat. Dan pertarungan berlangsung sengit dengan jangka waktu yang lumayan lama.

Setelah bebearapa ayunan pedang menyerang sang wanita, kini mereka berada pada posisi yang seimbang, wanita dengan rambut panjang berwarna coklat kehitaman itu berada didepan pedang hitam yang hampir mengenai lehernya, namun ia menahan tangan lawannya dengan tangan kirinya. Posisi sang pria pun tidak jauh berbeda.

Mereka saling menurunkan pedangnya, “ternyata kau masih tangguh, sulli” pria itu mengamankan pedang hitamnya ke dalam sarung , “kau juga, yura” wanita itu pun melakukan hal yang sama.

“kapan kita akan ditugaskan bersama ya? Kurasa aku sangat menginginkan rekan sepertimu” harapan itu terlontar dari bibir kecil wanita yang dipanggil sulli itu, “yah, kuharap juga seperti itu, pasti akan menarik bisa bekerja sama dengan pendekar wanita yang tangguh ini” ujar yura menampakkan senyum tipisnya.

“apa sekarang kau sedang dibayar seseorang?” sulli membenarkan tali pengail pedangnya sembari menatap pria gagah didepannya. Dengan waktu yang tipis pria itu terdiam. Dan tersenyum kembali.

“tidak, aku sedang tidak ada kerjaan untuk saat ini, bagaimana dengan kau?” gumam yura menjauhkan jaraknya dari wanita itu dan mulai mendekati batang pohon dibelakangnya, dan dia mulai mengibaskan pedangnya, membuat sebuah goresan yang lumayan dalam terukir di dahan itu.

“ya, seorang dari kaum ningrat di daerah Osaka memberikanku bayaran yang lumayan” kata-kata wanita yang terbilang cukup manis ini berhasil membuat yura menoleh ke arahnya. “apa tugasnya?” lelaki itu mulai menghadap sulli kembali. “mungkin akan sedikit menyusahkan, aku harus membunuh seseorang yang tinggal di daerah Kyoto. Yaah, kata tuan baruku ini sih orang itu juga membayar seseorang untuk membunuhnya.”
Seketika itu pembicaraan mereka tertahan sebuah kesunyian, tidak ada suara lagi selain gesekan dedaunan yang gugur tertiup angin. Mereka berdua tetap terdiam, tidak, bukan mereka, tapi Yura.

“yura? Apa kau baik-baik saja?” ujar sulli yang melihat pendekar tangguh didepannya ini memijit ubun-ubunnya, “ya, hanya sedikit pusing” gumam Yura cuek. Dia berjalan satu dua langkah menjauhi wanita itu, menghadap beberapa pohon berdaun merah kecoklatan yang begitu cantik. Ia kembali menoleh wanita itu yang sebelumnya dia menghentikkan langkah dan diam untuk beberapa detik yang tak berati, “sulli, apa kau yakin bisa mengalahkan orang itu?”

Mendengar pertanyaanya, sulli menatap pria tampan itu, “ada apa? Pertanyaanmu sungguh tidak biasa? Seolah-olah kau meremehkanku” ujarnya mengernyitkan dahi.

“bukan, apa kau bisa membunuhnya? Mungkin saja ada suatu alasan yang membuatmu menahan seranganmu”

“dari gelagatmu, sepertinya kau tahu siapa yang akan kubunuh”

Kata-kata yang barusan bergelombang di udara berhasil membuat pria itu terdiam kembali. “ya, aku tahu siapa, tapi aku tidak tahu bisakah aku memberitahu orang itu padamu” suasana lelaki itu terasa tegang, matanya menyorotkan keraguan, membuatnya menghela nafas lega.

Sulli dengan tiba-tiba berkata, “baiklah, senang bertemu denganmu. Kuharap kita bisa bertemu kembali” dia membalikkan badan, memperjauh jarak antara pria itu.

Yura hanya dapat menatap punggung wanita yang ia kenal sejak kecil itu. Wajahnya dipenuhi kekhawatiran, dan mungkin sedikit ketakutan. Dan kini ia berbalik arah, berjalan meninggalkan tempat pertarungan dia dengan sahabatnya itu.

***

“Choi Jinli?”

“ya”

Pintu besar menjulang terbuka. Seseorang disebrang pintu itu yang membukanya.

“Sudah ditunggu Tuan di dalam, silahkan masuk” dengan datar, sulli mengangguk, memberikan kudanya pada pelayan tadi, dan pelayan itu mengikatnya disebuah kayu tempat pekarangan kuda. Sulli menuju tempat kediaman Seorang dari kaum ningrat di daerah Osaka, Tuannya.

“hai jinli, senang bertemu denganmu lagi”
“senang bertemu anda lagi, tuan” jinli sedikit berlutut. “tidak perlu berlutut, anggap aku rekanmu” ujar seseorang dengan wajah orang berumur sekitar 40 tahunan mengangkat tangannya. “terima kasih atas kerendahan hati anda, tuan” sulli merunduk dan mulai duduk di hadapan tuannya itu. Orang itu tersenyum menanggapi permintaan terima kasih dari seorang wanita kelahiran korea ini.
“Sulli”
“ya, tuan?”
“aku tahu, kedudukan wanita saat ini lebih rendah dibandingkan pria. Tapi kurasa kau berbeda, kau wanita yang lebih memilih menjadi ksatria samurai, meskipun seharusnya tidak diperbolehkan, tapi kau tidak kalah tangguh dengan para ksatria pria lainnya”
“terima kasih”
“ingat, aku hanya meminta orang itu dibunuh, tapi hati-hati, jangan melibatkan orang lain”
“baik”
“kau bisa mulai sekarang”
“terima kasih atas izinnya, tuan”

***
“guru?”

“masuk”

Yura menggeser pintu kanvas di depannya, melangkah dengan hati-hati. “ada perlu apa?” ujar seorang tua yang duduk beralaskan sebuah bantal tipis berwarna putih menghadap kearah dalam, menatap beberapa pedang yang terjejer rapi di tempatnya, memunggungi yura, “hanya ingin bertanya satu hal” yura menambah langkahnya mendekati gurunya itu, “duduklah” orang tua itu membalikkan badannya. Wajahnya terlihat berkeriput di bagian mata dan pipi, rambutnya yang abu2 karena uban, tapi posisi duduknya masih tegap.

“apa kau sedang ada masalah dengan sulli?” orang dengan umur sekiranya 70 tahun ini menyeringai kearah mantan muridnya, seolah-olah sangat menuntut jawaban.

“ya, kurasa”
“siapa yang memulai masalahnya lebih dulu?”
“tidak ada diantara kami”

“bagaimana kalau, sesuatu?” guru mencondongkan badanya sedikit kedepan, menatap mata yura yang sedang tidak memandangnya.

“ya, ada sesuatu yang membuat kami berada dalam masalah” pada akhirnya yura menatap gurunya. Orang tua itu menarik nafas memulai perkataan, “kurasa aku sudah tau jawabannya” gumaman sang guru membuatnya menatap lebih tajam, “yang ingin kutanyakan, apa yang bisa kuperbuat sekarang?”
Guru itu terdiam, kemudian bangkit, berjalan menuju pedangnya lebih dekat dan mengelusnya. “kalau pertanyaan itu, aku tidak bisa menjawabnya” ujarnya tanpa menghadap yura.
Sebelum Yura mengajukan pertanyaan seperti ‘kenapa’, dia telah mendengar jawabannya lebih dulu, “karena itu hanya bisa dijawab olehmu, hati nuranimu”

“apa aku tidak bisa mendengar setidaknya nasihat darimu?”

Sang guru terdiam sejenak sebelum ia membalikkan tubuhnya kehadapan Yura, “baik, ini nasihatku” guru itu mulai mendehem-dehem, “pilihlah yang terbaik, pilih yang menurutmu lebih berharga”
Yura menekuk alisnya, merasa jawaban guru tidak memberikan solusi, “apa tidak ada yang lain, yang lebih membuka masalah ini?” dengan cepat guru menjawab, “tidak. Tidak ada, kau memintaku untuk memberikan nasihat untukmu kan?”

“Tapi…”

“pikirkan dengan bijak, memilih termasuk sesuatu yang sulit, terkadang bisa lebih sulit dari membunuh musuh dalam keadaan terluka parah” pria tua itu memajukan langkahnya, “kau harus memilih antara mempertahankan bushido, atau kau tetap melanjutkannya dengan resiko kau akan terbunuh oleh musuh dan artinya kau tidak mempertahankan bushido itu sendiri”

Bushido, pedoman hidup untuk para samurai dalam feodalisme, maknanya dapat diartikan seperti, ‘lebih baik mati secara terhormat daripada mati di tangan musuh’

Yura membukam. Kini otaknya mulai panas, panas memikirkan beberapa kata yang membuatnya pusing sesaat, seperti ‘apa yang harus kupilih?’ atau ‘bagaimana ini’ dan tak jarang sebuah permohonan semacam ‘adakah yang bisa memberiku keputusan?’ semuanya terasa menyulitkan bagi seorang Yura. Dia memang pemberani juga tangguh, tapi dia sangat pengecut untuk mengambil sebuah keputusan yang harus dan hanya dia yang bisa memilih. Yang awalnya dia berharap pada mantan gurunya dan Sulli akan dapat memilih keputusan itu, dan nyatanya tidak.

“baik, aku ingin bertemu sulli”
Yura keluar begitu saja . Orang tua itu tidak menahannya, hanya bergeleng pelan dan kembali duduk.

Yura menuju ke arah kuda coklat di halaman rumah, menepuk moncong kuda kesayangannya itu dan mulai menungganginya. Dia mulai berjalan jauh, menuju ke daerah Kyoto. Di sanalah dia bertemu seseorang. Bukan Sulli.

_TBC_

hmmm, akan saya lanjutkan, entah kapan -__-

Pilihanku

memilih itu sungguh sulit, menggemparkan semua rasa di dada...
meskipun menginginkan keduanya. Tapi kurasa aku sudah dapat memilih, memilih siapa yang jarang kuperhatikan. Sesekali aku mencoba memperhatikan dia, dia yang jarang kuperhatikan itu.

Melihat mereka bermain sungguh mengagumkan. Aku menatap, dia, sepertinya tidak begitu bagus kurasa, sesekali memikirkan dia yang satunya lagi, yang sering kulihat. Begitu tamak dan tidak mungkin memilih keduanya. Tapi aku harus memilih.

Dan aku tetap memilih dia, dia yang jarang kuperhatikan.
Dan kenyataannya sungguh salah.. Aku salah memilih. Kecewa, berat hati..

Spanyol vs Jerman
1 : 0

jerman kalah -,-"
SPANYOL MENAAAANG!!!!! (tetep aje seneng)
Orang sukses memberikan solusi, orang gagal mencari alasan.

Orang sukses berkata "biar kukerjakan", orang gagal berkata "bukan tugasku"

Orang sukses berkata, "ini sangat sulit, tapi ini masih mungkin", orang gagal berkata, "bukannya tidak mungkin, tapi ini sangat sulit"

Orang sukses mencari solusi dalam masalah, orang gagal mencari masalah dalam solusi.

-------------------------

The Hunger Games


Judul: The Hunger Games

Pengarang: Suzanne Collins

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama (2009)

Halaman: 406 p

Beli di: Gramedia Grand Indonesia (Rp 58000, diskon 30%)

mau baca ni bukuu, tapi lagi bokek -__- moga masih ada di gramed pas gw udah punya duitnyaa..

Ceritanya bersetting di masa depan, saat Amerika Utara sudah tidak ada lagi, dan sebagai gantinya berdiri negara Panem yang beribukotakan Capitol. Panem terdiri dari dua belas distrik yang terisolasi satu sama lainnya. Di distrik kedua belas, hidup Katniss, seorang anak perempuan 16 tahun yang tinggal bersama ibu dan adik perempuannya. Kehidupan di distrik dua belas sudah sangat menderita, terutama karena distrik itu adalah salah satu distrik termiskin di Panem, sehingga survival adalah tujuan utama hidup di sana.

Tapi masalah tidak berhenti sampai di situ. Akibat pemberontakan dari distrik-distrik terhadap Capitol bertahun-tahun yang lalu, ada sebuah hukuman yang harus dijalani warga dari tahun ke tahun. Setiap tahunnya, dipilih secara acak seorang anak perempuan dan seorang anak laki-laki untuk mewakili distriknya masing-masing dalam sebuah acara reality TV berjudul Hunger Games. Di sana, mereka dipaksa untuk saling membunuh satu sama lain, sehingga pada akhirnya, hanya ada satu orang pemenang yang bertahan hidup di akhir acara.

Ketika adik perempuannya terpilih sebagai wakil dari distrik mereka, Katniss langsung bersedia menggantikan posisi adiknya. Dan dimulailah hari-hari berat untuk bertahan hidup, lengkap dengan karakter peserta dari distrik-distrik lain yang mengerikan, bencana demi bencana yang dirancang para juri untuk membuat acara lebih seru, sekaligus membuat para peserta lebih menderita.

Sebuah karya fenomenal menurutku. Suzanne Collins bisa membuat karakter utamanya mudah untuk disukai, meskipun kadang Katniss digambarkan sebagai anak perempuan yang cukup dingin, tangguh, dan mandiri, namun masih ditampilkan sisi-sisi manusiawinya yang mampu membuat pembaca merasa simpati padanya. Karakter Peeta, wakil anak laki-laki dari distrik dua belas, yang sampai akhir ditampilkan sebagai frenemy bagi Katniss, juga cukup misterius dan mengundang kepenasaran. Harusnya Stephanie Meyer belajar dari Suzanne Collins untuk membangun karakter narator yang meyakinkan seperti Katniss (move over, Bella Swan!).


Award!!

baru menjalankan blog ini selama kurang lebih 2 minggu.. dapet award :D
dua sekaligus!! hehe

yang pertama dari mbak Indri, hehe... ini awardnya:


mmm... trus ada ini, copas aja ya..

Tautan yang mesti disertakan pada tulisan / posting :
Sebelum sobat meletakkan tautan di atas, hapus terlebih dahulu peserta nomor 1 dari daftar. Sehingga semua peserta naik 1 level. Peserta nomor 2 menjadi nomor 1, nomor 3 jadi 2, dst.

Kemudian masukkan link sobat sendiri di bagian paling bawah (nomor 10). Tapi ingat...!!!, sobat harus adil dalam menjalankannya. Jika tiap penerima award mampu memberikan award ini kepada 5 orang saja dan mereka semua mengerjakannya , maka jumlah backlink yang akan didapat adalah:
Ketika posisi sobat 10, jumlah backlink = 1
Posisi 9, jumlah backlink = 5

Posisi 8, jumlah backlink = 25
Posisi 7, jumlah backlink = 125
Posisi 6, jumlah backlink = 625
Posisi 5, jumlah backlink = 3,125
Posisi 4, jumlah backlink = 15,625
Posisi 3, jumlah backlink = 78,125
Posisi 2, jumlah backlink = 390,625
Posisi 1, jumlah backlink = 1,953,125

Dan semuanya menggunakan kata kunci yang sobat inginkan. Dari sisi SEO (Search Engine Optimation) sobat sudah mendapatkan 1,953,125 backlink dan keuntungannya, akan mendapatkan traffic tambahan, apalagi jika ada yang meng-klik link ke blog sobat.


yaaah begitulah katanya..
gatau niih buat siapa aja, belum banyak berteman di blog... boleh kgk ya kukasih kesemua yang ngunjungin blog iyo??

Award yang kedua dari Ayaa.. ini awardnya:



aturannya:
1. banner gambar tidak boleh diubah; baik tulisan, warna atau signaturenya tapi kalau resize gambar boleh

2. tuliskan siapa yang kasih award dan urlnya

3. pilih 10 female blogger yang kamu kenal dan belum menerima award ini, dan sebutkan alasan kenapa kamu pikir mereka pantas menerima award ini!

hemmm, 1 bisa, 2 bisa, naah yang ketiga gatau dah bisa sepuluh2nya apa kagak.. belum banyak ngunjungin juga :( dan lagi gatau mereka udah dapet ini apa beloom..

----------------------------------------------------------------------------

yaudah lah, dua Award ini buaat:

~Farah
temen pertama di blog, sekaligus temen sekolah yang aseeek, ahahay

~
Indri
award yang kedua kukasih, Suka sama blognyaaa, jadi selalu inget Allah, orangnya juga ramah :)

~Syifa
Cute blog! bener dah, suka banget..

~Annisa Salma
ma friend!! suka lah sama isi blognya..

~Ayaa
diperuntukkan untuk award yang pertama ;)

mungkin cuma bisa segitu... tapi award ini kukasih buat semuanya yang ngunjungin blog iyo :D

Selasa, 06 Juli 2010

Ternyata

Mataku terperanjat oleh sebuah pemandangan yang sungguh berkilauan. wanita. wanita itu sungguh manis, tubuhnya yang bersolek membuatnya terlihat anggun. Tidak pernah merasakan 'rasa' yang menyenangkan ini, membuatku ingin mengetahuinya lebih dalam. Dan aku berhasil melakukannya.

Kini badai bunga telah mewabah di hatiku yang rapuh, dengan mudahnya runtuh ketika mendengar sekerumunan kata dari bibirnya yang meskipun aku tak mendengar lebih jelas, terlalu fokus memandang wajahnya yang tak ada lecet sedikitpun.

Ada sebuah suara yang membisikkanku, "hey, dia manis, juga baik, kurasa dia pantas untukmu" adalah awal dari banyaknya bisikan-bisikan yang mulai menghunjamiku.

ah.. lupakan.
itu suara batinku.

Mulut ini ingin berujar, sesuatu yang ingin kukatakan sejak aku mengenalnya hingga sekarang.
Aku menyukaimu. walaupun ada kata yang harus kuganti, 'suka' dengan 'cinta', tapi aku tidak ingin terlalu berharap, aku takut merasakan sebuah penyesalan.

Setiap malam, kata 'cinta' itu rasanya mendekap di pikiran, memaksakanku untuk mengulang kata itu berkali-kali. Wajahnya selalu saja muncul di langit-langit saat aku menengadahkan kepala, berusaha terlelap dalam malam, tapi tidak tanpa memikirkannya.

Rasanya aku terlalu berlebihan, menganggap semua ini hanya ocehan, berpura-pura bahwa semua ini hanya sebuah penyakit, penyakit yang ingin kuderita.

Bodoh.
kau itu laki-laki. sungguh pengecut.

Siapa yang bodoh? aku hanya tidak ingin dia menganggapku aneh.
aku bukan pengecut. hanya saja takut.

Berisik, hati dan otakku beradu tak karuan. Sungguh sesak rasanya. Tapi lebih baik aku mengatakannya daripada tidak sama sekali. Meskipun ragu, aku harus mengatakannya.

"aku mencintaimu"

"ah, yang benar saja"

"maaf kalau tiba-tiba.."

"tidak, maksudku... maaf.."

"ada apa?"

"tapi jika aku mengatakannya, apa kau tetap ingin berteman denganku?"

"tentu saja" walaupun sebenarnya ingin lebih

"aku..."

sakit...
kau tahu? dia tidak menolakku, bukan juga menerimaku. Sesuatu yang menambah berat kekecewaanku. Kata-katanya yang terakhir membuatku menjauh, meskipun seharusnya tidak. Tapi kenyataan ini sungguh pahit.



Ternyata dia laki-laki.

_________________________________________________________

MUAHAHAHAHAHAH.. maaf kalo agak2 geli, ga tau kenapa jadi inget ama cerita seseorang yang mirip kayak gini..

dan itu cerita nyata..

MyEm0.Com

Senin, 05 Juli 2010

The Lake House


baru nonton film romantis yang satu ini..

Film Lake House adalah sebuah film drama 2006 remake Amerika romantis dari film Korea Il Mare (2000). Buku ini ditulis oleh David Auburn, disutradarai oleh Alejandro Agresti, dan bintang-bintang Keanu Reeves dan Sandra Bullock sebagai Alex Wyler dan Kate Forster, masing-masing seorang arsitek hidup pada tahun 2004 dan dokter yang hidup pada tahun 2006

ni film seru banget kata gw! jadi pengen nonton lagi. Mereka berkomunikasi di kotak pos, eeh ternyata mereka berada di ruang waktu yang berbeda, punya anjing yang sama. awalnya si kate (sandra bullock) ngira setelah dia ninggalin lake housenya alias rumah yang dibangun di atas danau itu ditinggalin sama orang yang namanya Alex (keanu reeves) ternyata yang lebih dulu tinggal di situ alex soalnya dia ada di waktu 2004.. pokoknya ntar mereka ketemu deeeh.. seru abiis, gabakal nyesel nonton ini! waktu itu sih diputerin di trans tv malem2, gatau deh bakal diputerin lagi apa nggak. seru abis (menurut gw)

Minggu, 04 Juli 2010

I'm ok


Seseorang datang mengetuk pintu hatiku, menyapa ramah tanpa acuh. Pintu itu terbuka begitu saja, sulit untuk menutupnya meskipun tamu itu sangat asing bagi sang hati. Meronakan pipi ini berkali-kali, mendenyutkan jantung ini bertubi-tubi, memaksakan senyuman terekah di mulut ini, sebuah rasa yang kusukai, dan melelahkan hati ini dengan semua paksaan itu, paksaan yang kunikmati. Menurutku serangan ini tidak apa-apa , aku baik-baik saja.

Dan datang dimana hati begitu hancur dibuatnya. Sifat buruk orang itu muncul, keluar sangat dahsyat, menggemparkan seluruh paksaan yang kunikmati sebelumnya. Semua yang dulu kupuja-puja, yang dulu tidak masalah, kini menjadi musibah.

Ketika kau menghianati semua kepercayaanku, kau memberikan sebuah alasan untuk dapat kuterima. kau serang aku dengan semua rayuan janjimu, menghabiskan semua kekesalanku. Aku harap kau bisa berhasil. Karena kepercayaanku padamu masih tersimpan di dalam sana, jauh di dalam hati ini. Aku tak tahu apakah dia akan bermunculan lagi atau akan tertimbun hingga menjadi cercahan debu tak berguna. Dan aku senang, kau berhasil sedikit demi sedikit menggalinya.

Sebelum aku dapat memaafkanmu, benar-benar memaafkanmu, kau memulai penghianatanmu kembali. Lagi-lagi mengurangi kepercayaanku padamu, membuat semua ini menjadi sendu. Kembalilah, kembalilah seperti dulu. Entah apa kau menyadari ini, bahawa aku benar-benar berharap. Walau rasa ini kurang kusukai, sakit, tapi rasa sakit ini membuatku lebih kuat. Percayalah, aku baik-baik saja.

Kau memberanikan diri, menemuiku, kembali. Tapi aku sudah terlanjur sakit, meskipun rasa sakit ini sedikit demi sedikit kunikmati. Kau selalu berhasil membuat hati ini runtuh, jatuh dalam rayuanmu. Tidak untuk ketiga kalinya, tapi kau bisa membuatku menerima pertemanan denganmu, meskipun bukan itu yang kuinginkan. Hanya teman, artinya kau masih bisa menyakitiku, hati ini sudah banyak balutan kesabaranku untuk menutupi luka-lukanya, luka-luka yang kau buat. Tapi tenanglah, aku baik-baik saja.

Aku tidak membencimu, tapi aku bingung dengan jalan pikiranmu. Kita teman, tapi seolah-olah kau membuatku kembali berharap. Sapaanmu, senyumanmu, tawamu, perhatianmu, rayuanmu, semua itu membuatku mabuk. Kau melakukan itu semua dengan cara yang tidak dilakukan oleh teman biasa. Ada rasa yang ingin kembali kurasakan, tapi tidak akan kembali kurasakan, kau sudah jauh melampaui batas.

Dan hari ini, dimana aku akan pergi, pindah dari dunia ini. Semuanya menangis, mengeluarkan bulir-bulir murni dari hati, membuatku merasakan suatu rasa yang sangat menyentuh. Aku masih melihatmu, kau menangis lebih dari siapa pun, aku tidak tahu seberapa murni air mata itu. Hingga saat ini, ketika aku telah berbeda dunia denganmu, aku masih tidak mengerti dengan jalan pikiranmu. Ketika aku tiada seakan-akan kau sangat kehilang, lebih kehilangan dari orang-orang yang mengeluarkan bulir-bulir lainnya. Kau membuatku kecewa, kecewa dengan kematianku yang terlalu cepat.

Tapi kau pasti senang, bahwa aku di sini baik-baik saja.

Kamis, 01 Juli 2010

wednesday, 30 june


Ketika aku terjerembab pada sebuah impian, tersungkur dari kenyataan, dan terjebak pada mimpi di pikiran, saat terlelap di tengah malam.

Bermimpi duduk di rerumputan. Dengan pemandangan laut pelangi nan indah, bagaikan lelehan es krim berombak. Kilauan matahari permata, memantul dari segala sisinya. Aku menikmati semua sajian itu, dan ada sesuatu, sesuatu yang kupikirkan, seseorang.

Seseorang yang sangat asing, tapi entah rasanya aku sangat menikmati pemikiran ini. Merasakan ada yang spesial dari orang itu.