Tahun 2014, tahun yang dipenuhi hal yang tidak terduga. Bukan penuh dengan momen tak terduga, namun penuh dengan perasaan tak terduga. Januari kemarin, tepatnya tanggal 6 januari, kakakku meninggal. Firos Usbahtul Haq. Teman-temannya biasa memanggilnya Firos, sedangkan orang rumah biasa memanggilnya usbah. Beliau bukanlah anak yang benar-benar baik, bukan orang yang sangat berbakti pada orangtua, bukan orang yang selalu taat beribadah, tapi, entah kenapa beliau selalu menyimpan sesuatu yang mengejutkan, entah itu baik ataupun buruk, yang jelas beliau sudah tidak bisa lagi menjelaskannya. Misteri kematian menggeluti pikiranku setiap kali mengingat kejadian 6 januari itu.. hhh.... Usbah, semoga dirimu selalu berada di sisi-Nya.
Ketika beliau dipanggil oleh Allah, rasanya dunia mulai terasa sangat fana. Kehidupanku yang dulu penuh dengan ambisi, rasanya tidak akan berguna kalau-kalau Allah berkehendak untuk menghentikan bahkan mematikanku. Rasanya perjuanganku akan sia-sia. Perasaan-perasaan itu kurasakan ketika tahu bahwa usbah tidak akan hidup lagi. Hidup Usbah telah berhenti, namun aku masih harus memperjuangkan hidupku bukan? Hidup yang hanya satu kali ini harus aku manfaatkan agar bermanfaat untuk orang lain pula. Aku ingin mengukir sejarah di dunia ini, agar dapat dikenal semua penghuni bumi, bahwa disini, di Indonesia, ada wanita yang dapat memakmurkan bangsanya, memajukan bangsa dengan namanya, Putri Ghaida Musfirah. Butuh keberanian, butuh tekad, nekat, akal, hati, nurani, dan prestasi, bahkan uang. Akan sangat sulit, namun hidupku pun akan berwarna, agar hidup ini tidak dipenuhi dengan kepura-puraan. Akankah aku bisa? bisakah aku mewujudkan mimpi ini? Bisakah... Ya Allah... Dengan kuasamu, penuhilah permintaanku.. Hanya padamu aku memohon... Hanya padamu aku memohon.. Hanya padamu aku memohon... Hanya padamu aku memohon... Hanya padamu aku memohon.... maka kabulkanlah Ya Allah.. Rabbana aatina fiddunya hasanah wakina azabannar walhamdulillah hirabbil aalamiin.