Dua helai daun telinga yang penuh dengan kata-kata
Wanita tua itu terus saja berbicara
Seakan masih ada ruang untuk suaranya
Duri tajam menyeruak dari mulutnya
Menghunjam telinga hingga menembus hati
Menahan sakit tak lagi penting bagi diri
Memulihkan persepsinya yang sulit
Bukan cinta, bukan juga benci
Rasa tanggung jawablah yang bermain
Tangisanku akan lepas dan deras
Jalan kehidupan menjadi gelap rasanya
Wanita tua yang kubenci, tapi kucintai
Wanita tua yang ingin kuabaikan, tapi kuperhatikan
Wanita tua yang kuhina dengan pujian
Wanita tua yang kusiksa dengan kehangatan
Wanita tua yang kulukai dengan kasih sayang
Aku membuatnya lelah dan marah
Wanita tua itu membuatku jenuh dan gundah
Tapi kami berteguh dalam sanubari
Bahwa kami disini untuk saling mencintai