Tadi mimpi, tumben mimpi yang bener2 ada ceritanya lagi kaya
jaman sma dulu sering bgt.
Jadi suatu hari seorang wanita berambut pendek bertubuh langsing dan
bergaya tomboy (yang saat itu saya yakini bahwa itu saya) masuk kesebuah
universitas, saya adalah anak mahasiswa baru masuk, ketika itu sedang
mencari-cari teman baru, tapi sayangnya teman-teman di sini aneh2 , dan yang
saya temukan adalah pria ramping yang tidak bisa diam. Mukanya nggak begitu
jelas, rambutnya pendek dan kayanya agak
pirang, tapi disana saya beranggapan dia lumayan tampan hanya saja agak
pecicilan. Ketika itu saya bertemu dengannya di dalam sebuah lift, yang anehnya
ketika itu dia hanya naik-turun, “kok naik turun doang sih?” ucap saya, “bosen”
katanya. Yang anehnya lg, kenapa saya malah ngikutin dia (?). kemudian kita
turun di entah-lantai-berapa dan saya mengikutinya.
Saya kembali menemukan teman baru,
yang satu ini seorang pria berambut pendek seperti saya dan selalu mengenakan
jaket berbulu coklat dibagian lehernya. Teman yang satu ini agak lebih aneh,
dia bisa mengeluarkan api dari mulutnya, jadi kita tidak boleh membuatnya
marah, kalau tidak kita bisa jadi manusia panggang, yang anehnya bulu-bulu di
lehernya tidak pernah terbakar. Dan dari kedua teman baru itu, sampai saya
terbangun saya tidak pernah menanyakan namanya dan tidak pernah tahu.
Suatu hari, kami mendapatkan sebuah
missi (disini saya tidak terlalu ingat), suatu misi yang membuat kita harus
memasuki jalur masuk yang tidak biasa, seperti sebuah lubang asap, namun ketika
kami masuki ternyata ada sebuah ruangan di dalamnya, ruangan itu seperti jalur
ramp yang selalu turun kebawah tampa dasar (lagi-lagi saya lupa). Yang saya
ingat, si pirang selalu menyelamatkan saya dan ketika berada di lantai
ke-sekian, saya dan si pirang meninggalkan si api karena dia mulai bertingkah
aneh, karena emosinya yang tidak terkontrol dan menyebabkan dirinya selalu
marah dan akibatnya semua yang ada di dekatnya dia bakar, untungnya ruangan
ramp itu terbuat dari beton anti api. Saya dan si pirang kembali ke atas menuju
lubang tempat kita pertama kali masuk. Ketika keluar dari lubang itu kita
merasa normal kembali seperti layaknya mahasiswa baru. Si pirang menggunakan
kemeja putih dengan lengannya yang tergulung dan jins biru dongker, dan saya
mengenakan tanktop putih dan jins biru dongker (ini bukan benar-benar saya ya,
hanya saja tokoh utama dianggap saya)
“sekarang kita kemana?”
“entahlah” ucap si pirang. Dia kembali
masuk ke dalam lift, dan kembali naik-turun tidak jelas.
Di lantai ke-sekian ada seorang
wanita berpakaian seperti suster tanpa topi susternya masuk ke dalam lift. Ruangan apa ini? Ucapku dalam hati, dan
suara hati itu mendorongku untuk turun di lantai ini.
“hei, mau kemana kau?” teriak si
pirang sambil mengkikutiku.
Ternyata lantai ini adalah khusus
untuk kid’s center, jadi wanita yang tadi itu mungkin seorang baby sitter.
“kenapa ada kids center dikampus?”
aku menatap si pirang.
Si pirang hanya mengangkat bahunya
mengisyarakan ketidaktahuannya. Namun setelah itu aku melihat seorang anak
kecil tidur di deretan kursi dengan bantalan biru yang perawakannya entah
kenapa rasanya seperti si pirang. “adek?” ucap si pirang.
“itu adikmu?” tanyaku, namun dia
tidak menjawab dan malah berlarian dan tertawa tidak jelas bersama anak-anak di
dalam sana. Yang anehnya, saya ikutan(?). setelah beberapa lama, tiba-tiba ada
perasaan yang muncul di dalam diri saya. Ketika itu entah kenapa si pirang
begitu tampan.
“hey” aku memanggil si pirang yang
masih berkeliaran di ruangan itu.
Si pirang menghentikan
pelariannya(?). “ya? Ada apa?” ucapnya dengan mulut yang terbuka lebar seperti
habis tertawa.
“aku mau bicara sebentar.” Ucapku. Kemudian
entah mengapa tiba-tiba kita keluar dari gedung itu, dan ternyata cuaca diluar
sangat dingin dan sedang salju, dan tiba-tiba saja kita sudah mengenakan mantel
tebal. “nggak tau kenapa ya” kami saling berhadapan namun saya menundukkan
pandangan tak berani melihat wajahnya. “tapi kayanya aku suka kamu” ucapku yang
akhirnya menatap matanya. Tapi si pirang malah bertingkah seolah-olah tidak
mendengar perkataan saya, dia memalingkan muka, kemudian berjalan menjauhi
saya. Aku memanggilnya namun dia malah terus menjauh, dan akhirnya saya
mengejarnya.
Tiba-tiba cuaca menjadi lebih
ganas, cuaca yang tadinya tenang menjadi badai salju. Namun si pirang tetap
saja berjalan menjauh. Aku terus memanggilnya (rasanya saya memanggil namanya
tapi lupa). Pada akhirnya tangan si pirang berhasil saya raih. “kok kabur sih,”
ucapku.
“ehm.. aku harus ke sana,” ujarnya
agak sedikit gugup, ketika itu entah kenapa rasanya apa yang dia lakukan,
menjauh dan jawaban atas pertanyaanku tadi, adalah responnya yang terlalu kaget
dan bingung harus bilan g apa, karena si pirang pecicilan, tubuhnya merespon
terlebih dulu . Tiba-tiba saja saya tersenyum dan meraih wajahnya lalu mencium
bibirnya. Si pirang terdiam, benar-benar terdiam dengan ekspresi kagetnya, dan
kemudian tersipu malu.
Tiba-tiba saja kita sudah berada di
depan halaman rumah saya, disana si pirang menggunakan celana pendek bermotif
bunga-bunga Hawaii tanpa mengenakan baju atasan, dan entah kenapa badannya jadi
sixpeck namun tetap ramping, tidak lagi kurus ramping. Ketika itu kami ingin
pergi ke pantai, dan tiba2 seorang wanita berambut pendek bergaya tomboy keluar dari rumah menggunakan baju renang. Keduanya saling bertatapan dan tersipu malu.
Terus saya bangun dari tidur saya…
yang terakhir aneh bgt… kayanya mimpi ini keluar setelah sebelumnya nonton maze
runner, edge of tomorrow, dan the imitation games, thats why the title is runner in the edge of games.. haha.. yah, walaupun nggak ada yang
nyambung sama sekali sama film-film itu, tapi biasanya emang kalo abis nonton,
mimpinya pasih aneh2.